Teks Editorial: Definisi, Ciri-ciri, Struktur dan Contoh

Pengertian Teks Editorial serta dilengkapi dengan ciri-ciri, struktur dan contoh akan kami uraikan secara sederhana agar bisa dengan mudah Anda pahami. Untuk pembahasan lebih lanjut, silahkan simak penjelasannya di bawah ini.

teks editorial

Jika kalian sering membaca sebuah surat kabar misalnya koran atau majalah, di dalam surat kabar tersebut biasanya banyak berita yang berisi kumpulan fakta serta informasi yang berguna bagi kalian.

Tetapi selain berita, biasanya dalam surat kabar juga menyajikan kolom lain yang berisi pendapat atau opini yang ditulis oleh pemimpin redaksi tersebut. Nah kolom yang berisi opini atau pendapat dari pemimpin redaksi itulah yang disebut teks editorial. Untuk lebih jelasnya, silakan simak ulasannya di bawah ini.

Pengertian

Berdasarkan KBBI, editorial mempunyai dua arti. Pertama, editorial mempunyai arti ‘mengenai atau berhubungan dengan editor atau pengeditan.’ Kedua, editorial berarti ‘artikel dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan pendirian editor atau pimpinan surat kabar tersebut tentang beberapa pokok masalah; tajuk rencana.’

Teks editorial merupakan artikel yang berada pada kolom dalam surat kabar yang berisi pendapat (opini) atau pandangan suatu media terhadap satu peristiwa berita yang bersifat aktual atau yang sedang hangat menjadi bahan perbincangan publik. Pendapat ini bisa berupa dukungan, pujian, kritikan, ataupun hinaan yang menjadi sikap dari institusi media massa.

Pandangan itu tentunya harus berlandaskan sisi subjektivitas dari pendirian tim redaksi dalam media tersebut. Artinya, sebuah teks editorial mewakili pandangan atau suara dari kebijakan redaksi yang diterapkan dalam sebuah media massa. Dengan kata lain, editorial itu bersifat subjektif dan isi atau konten dalam artikelnya berupa opini dari redaksi.

Isu yang diangkat bisa berupa isu sosial, politik, budaya ataupun ekonomi. Misalnya, saat ini yang sedang menjadi perbincangan publik salah satunya mengenai kebijakan pemerintah dalam penanggulangan virus korona.

Isu ini bisa diangkat dari berbagai perspektif: Apakah isi teks editorial akan mendukung, mengkritik ataupun mencomooh, bergantung pada sikap institusi media massa.

Opini yang disampaikan dalam teks editorial harus berlandaskan data-data yang faktual sehingga menghasilkan pendapat yang logis untuk menuntun pembaca agar bijak menyikapi suatu persoalan yang menyangkut kehidupan banyak orang.

Ciri-ciri

Teks editorial mempunyai ciri-ciri yang membedakannya dengan jenis teks lainnya. Berikut ini adalah ciri-ciri dari teks editorial:

  • Dalam teks ini terdapat pendirian redaksi terhadap masalah yang aktual di berbagai bidang, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya, dan pandangan redaksi yang berkaitan dengan nilai moral.
  • Di dalam teks ini tidak dicantumkan nama penulisnya. Hal itu dikarenakan, editorial merupakan pandangan redaksi bukan pandangan penulis secara individu terhadap isu-isu yang diangkatnya. Karena hal itu, di dalam teks ini tidak ada kata “saya” sebagai kata ganti orang pertama untuk penulisnya.
  • Isi dari teks ini berupa analisis, persepsi, dan konklusi dari redaksi terhadap permasalahan yang sedang terjadi, pentingnya masalah, opini redaksi terhadap masalah, kritik dan saran atas permasalahan, dan harapan redaksi atas peran serta pembaca.
  • Ada bagian yang menguraikan fakta dan ada juga bagian yang merupakan opini. Baik fakta dan opini di dalam teks redaksional disusun secara sistematis, logis, dan menarik dan bertujuan membentuk opini publik.
  • Opini yang ditulis dalam teks iini diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media yang bersangkutan.
  • Terkadang, dalam teks editorial atau tajuk rencana terdapat ramalan atau prediksi atau analisis kondisi yang berfungsi mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.

Struktur

Bicara mengenai struktur teks editorial, maka ada tiga bagian penting yang perlu kalian pahami. Pertama, bagian pernyataan pendapat atau tesis. Pada bagian ini, berisikan sudut pandang penulis mengenai masalah yang akan dibahas di dalam teks. Bagian ini biasanya berisikan sebuah teori-teori tertentu yang akan diperkuat oleh argumen.

Bagian kedua adalah argumentasi. Bagian ini berisikan alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan dalam tesis. Argumentasi dapat berbentuk pertanyaan umum atau data hasil penelitian, pernyataan ahli, maupun fakta-fakta berdasarkan referensi yang bisa dipercaya.

Lalu, bagian terakhir atau bagian ketiga adalah bagian pernyataan atau penegasan ulang pendapat (reiteration). Bagian ini berisikan penegasan ulang pendapat teks editorial yang didukung oleh fakta-fakta dari bagian argumentasi. Fungsi bagian ini ialah menjadi simpulan dan penegasan dua bagian sebelumnya dalam teks editorial.

Jenis-jenis

  • Interpretaive editorial, editorial ini bertujuan untuk menjelaskan isu dengan cara menyajikan fakta dan figur untuk memberikan pengetahuan.
  • Controversial editorial, editorial bertujuan untuk meyakinkan pembaca pada keinginan atau menumbuhkan kepercayaan pembaca terhadap suatu isu. Dalam editorial ini biasanya pendapat yang berlawanan akan digambarkan lebih buruk.
  • Explantory editorial, editorial ini menyajikan masalah atau suatu isu agar dinilai oleh pembaca. Biasanya teks editorial ini bertujuan untuk mengeidentifikasi suatu masalah dan membuka mata masayarakat untuk memperhatikan suatu isu.

Contoh

Pernyataan Umum/tesis

Dapat diakatan, kesehatanadalah suatu hal di hidup yang sangat langka. Berbagai ungkapan tentang kesehatan muncul, seperti “Jangan sakit kalau miskin”, yang berarti apapun yang berkaitan tentang kesehatan, mulai dari biaya dokter, hingga obat-obatan tergolng sangat mahal. Hal ini tentunya bersifat ironi dengan penyataan bahwa sehat adalah nomor satu.

Terlebih, investor saling bersaing untuk membangun Rumah Sakit Internasional (RSI). Padahal, secara jelas bisa dilihat dan dirasakan secara langsung bahwa RSI sarat akan biaya yang mahal, yang tentunya jauh untuk bisa diakses oleh para masyarakat berekonomi kelas bawah atau yang dilbeli dengan istilah “KK Miskin”.

Argumentasi

Tidak dapat dimungkiri, persoalan-persoalan mengenai kesehatan masih menjadi PR utama di berbagai daerah, terutama di pedesaan. Tingginya tingkat kematian dan prevalensi penyebaran penyakit menular tataran lingkungan. Hal ini disebabkan oleh kemiskinan struktural yang terjadi di dalam masyarakat.

Jika ditelaah lebih lanjut, sebenarnya, hal ini sudah sampai di telinga pemerintah dan pemerintah pun sudah sampai pada tahapan eksekusi program. Namun, seringkali program yang dieksekusi bersifat sporadis. Artinya, program pemerintah hanya aktif dalam peresmiannya, tetapi tidak berlanjut hingga pada pemantauan (monitoring) dan evaluasi sehingga tak jarang gagal di tengah perjalanan.

Hal ini terjadi juga pada kondisi puskesmas sebagai pelayanan terpadu kesehatan masyarakat.  Yang terjadi pada puskesmas bahwa ide program pelayanan terpadu kesehatan tidak mampu diimplementasikan, padahal visi-misi yang terkandung sudah sangat mulia, seperti tak jarang puskesmas hanya dijadikan rujukan saja. Hal ini membuat pemerintah harus mengembalikan fungsi puskesmas kembali seperti semula.

Penegasan ulang (reiterasi)

Pengembalian fungsi awal puskesmas menjadi kunci dari keberhasilan pemberdayaan puskesmas. Selain itu, koordinasi dari semua kalangan juga perlu mendapat perhatian utama. Keberhasilan ini tentunya akan membuat puskesmas menjadi sumber vital dalam menyehatkan masyarakat yang sesuai dengan ide awal yang cemerlang.

Rate this post